UJI KARBOHIDRAT


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik makromolekul alam yang melimpah di bumi. Pada tumbuhan, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis pada sel tanaman yang berklorofil (Tim Dosen, 2009).
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi utama yang tidak dapat
digantikan oleh zat makanan lain. Misalnya, sel-sel otak dan lensa mata serta jaringan saraf secara spesifik bergantung pada glukosa sebagai sumber energi (Irianto, 2004)
Karbohidrat juga berperan penting dalam proses metabolism menjaga
keseimbangan asam dan basa, dan pembentukan struktur sel, jaringan, dan organ tubuh. Bahkan bagian kerbohidrat dalam makanan yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa memberikan kegunaan-kegunaan khusus dalam tubuh (Irianto, 2004).
Fungsi khusus lainnya yaitu glukosa , terutama yang terdapat dalam darah, digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Laktosa membantu penyerapan kalsium. (Irianto, 2004).
Makhluk hidup juga membangun materi-materi kuat dari senyawa
karbohidrat. Misalnya, tumbuhan memiliki selulosa sebagai komponen utama dinding selnya. Pada hewan tingkat tinggi, glukosa adalah komponen yang paling penting. Karbohidrat juga merupakan bagian penting dalam koenzim,tulang rawan, kulit kerang dan dinding sel bakteri (Purba, 2007).
Karbohidrat merupakan sumber energi terutama bagi manusia. Di
Indonesia, hampir 70-80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat sedangkan di Negara -negara yang emmpunyai tingkat ekonomi yang tinggi, jumlah energy didalam makanan yang berasal dari karbohidrat mencapai 40-50%. Makin rendah tingkat ekonomi masyarakat maka makin tinggi persentase energy yang dibutuhkan berasal dari kerbohidrat
    (Irianto, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa karbohidrat mempunyai peran yang sangat penting bagi makhluk hidup dan sangat diperlukan dalam kehidupan. Organisme heterotrof seperti manusia dan hewan umumnya memperoleh energi dari karbohidrat dalam zat makanan.



1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi
karbohidrat
3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat
4. Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif


    2. Uji benedict
Membuktikan adanya gula reduksi
     3. Uji Barfoed
Membedakan antara monosakarida dan disakarida

 1.3 Prinsip Percobaan
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi
monosakarida. Dehirasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi- metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
2. Uji Benedict
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
3. Uji Barfoed
Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. 
1.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat percobaan yaitu sebagai berikut.
1. Praktikan dapat mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan
2. Praktikan dapat mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi
karbohidrat
3. Praktikan dapat mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat
4. Praktikan dapat mengetauhi kadar gula reduksi dalam suatu bahan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C, H,
dan O. senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan
oksigen yang terdapat dalam alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah diduga sebagai hidrat dari karbon, sehingga disebut karbohidrat (Tim Dosen, 2009).
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida. Kata sakarida berasal dari kata Arab "sakkar" yang artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Berdasarkan gugus fungsinya, karbohidrat merupakan suatu polihidroksialdehida atau polihidroksi keton (Purba, 2007).
Molekul karbohidrat tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O). golongan karbohidrat antara lain: gula, tepung, dan selulosa berasal dari tumbuhan. Sesuai dengan kekomplekan susunan dan jumlah
molekulnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
monosakarida, disakarida dan polisakarida (Irianto, 2004).
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang
paling sederhana adalah monosakarida. Disakarida adalah gula ganda, yang terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi.
Karbohidrat yang merupakan makromolekul adalah polisakarida, polimer
yang terdiri dari banyak gula (Tim Dosen, 2009).


Satu gram karbohidrat mengandung kira-kira 1,4 kalori. Setelah
karbohidrat diabsorpsi melalui usus selanjutnya akan masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa dan melalui vena porta dialirkan ke hati. Di dalam hati, glukosa diubah menjad iglikogen dan kadar gula darah diusahakan dalam batas-batas konstan. Di dalam saluran darah karbohidrat praktis hanya dalam bentuk glukosa, karena terlebih dahulu fruktosa dan
galakotosa diubah menjadi glukosa (Irianto,2004).


2.2 Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan hasil hidrolisis dan strukturnya maka karbohidrat dibagi
atas tiga golongan besar yaitu:
1. Monosakarida
Monosakarida dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal,dan
sachar artinya gula umumnya memilki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O. Glukosa (C6H12O6), monosakarida yang paling umum, memiliki peran utama yang penting dalam kimia kehidupan (Campbell, 2002).

Monosakarida adalah karbohidrat yang tak dapat dihidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Jika didasarkan pada gugus fungsinya, maka monosakarida secara keseluruhan dibagi atas dua golongan, yaitu aldosa, jika mengandung gugus aldehida dan ketosa jika mengandung gugus keton (Tim Dosen, 2009).

Golongan aldosa antara lain yaitu glukosa, galaktosa, manosa, dan ribose. Gliseraldehida adalah aldosa yang  paling sederhana dan  dihidroksiasetan adalah ketosa yang paling sederhana. Golongan ketosa lainnya yaitu fruktosa. Aldosa atau ketosa dapat diturunkan dari gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-masing membawa gugus hidroksil. Selain itu, monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya (Tim Dosen, 2009).


Bila mengandung tiga atom karbon maka monosakarida tersebut disebut
triosa; bila mengandung empat atom karbon maka disebut tetrosa; pentose untuk monosakarida yang mengandung lima atom karbon; heksosa untuk
monosakarida yang mengandung enam atom karbon; dan seterusnya
(Ngili, 2009).

Kedua macam pengelompokan monosakarida ini dapat digabungkan. Misalnya, glukosa  merupakan golongan  aldoheksosa, yakni gula  monosakarida dengan enam atom karbon dan satu gugus aldehida (Tim Dosen, 2009). Contoh dari monosakarida yaitu:

a. Glukosa
Glukosa disebut juga gula anggur (karena terdapat dalam buah anggur),
gula darah ( karena terdapat dalam darah). Glukosa adalah komponen utama gula darah. Kadar glukosa dalam darah orang dewasa sehat, setelah beberapa ajam berpuasa adalah skitar 70-100 mg /100ml. gula yang melebihi kebutuhan dalam darah dapat dihilangkan dangan cara mengubahnya menjadi glikogen yang akan disimpan dalam hati dan otot atau menjadi lemak Jika darah kekuranagan glukosa maka glikogen dalam hati yang dihidrolisis membentuk glukosa (Purba, 2007)

b. Fruktosa
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan dan merupakan gula yang paling
manis. Bersama-sama dengan glukosa, merupakan komponen utama dari madu. Larutannya merupakan pemutar kiri sehingga disebut juga dengan levulosa. (Purba, 2007)

c. Ribosa dan 2-Deoksiribosa
Ribosa dan 2-deoksiribosa adalah gula pentosa yang menjadikomponen
utama asam nukleat yang membentuk RNA dan DNA . (Purba, 2007).

2. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karnohidrat yang terbentuk dari kondensasi dua
satuan monosakarida yang terikat antara satu dengan yang lainnya melalui
ikatan glikosida dalam posisi 1,4 alfa atau 1,4 beta. Oligosakarida yang
paling banyak ditemukan adalah disakarida. (Tim Dosen, 2009)
Ikatan yang menghubungkan unit-unit monosakarida dalam disakarida,
juga dalam polisakarida disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan glikosida melibatkan dua gugus -OH dengan melepas satu molekul air
(Purba, 2007: 255). Contoh dari oligoskarida yaitu:

a.               Sukrosa, lebih dikenal dengan gula pasir. Sukrosa terdapat pada semua tanaman yang mengalami fotosintesis dan berfungsi sebagai sumber energy. Gula ini diperoleh dari tanama tebu dan bit, terdiri dari satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Sukrosa terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa (Tim Dosen, 2009).

b. Maltosa, disakarida yang diperoleh dari hasil hidrolisis pati. Hidrolisis
maltose selanjutnya menghasilkan 2 molekul glukosa. Oleh karena itu maltose terdiri dari dua satuan glukosa, terikat antara satu dengan yang
lain melalui ikatan 1,4 alfa glikosida (Tim Dosen, 2009).

c. Laktosa, gula utama dalam ASI. Terdapat juga dalam air susu binatang
menyusui (mamalia).air susu sapi dan manusia mengandung skitar 5% laktosa. Hidrolisis laktosa menghasilkan D-glukosa dan D galaktosa dalam jumlah yang sama. Dalam metabolisme tubuh manusia yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzimatis menjadi D-glukosa dan D- galaktosa (Tim Dosen, 2009).

3. Polisakarida
Polisakarida tersusun dari banyak unit monoskarida yang terikat antara
satu dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilakan monosakarida. Semua polisakarida sukar larut dalam air dan tidak mereduksi pereaksi fehling, benedict atau tollens (Purba, 2007).
Jumlah pati dalam makanan dihidrolisis oleh amilase ditentukan oleh strukturnya, derajat kristalisasi atau hidrasi (hasil proses memasak),dan pati adalah ukuran kemudahan makanan tersebut dicerna, berdasarkan jumlah peningkatan kadar glukosa darah akibat makanan pembanding dalam jumlah setara, misalnya roti tawar atau nasi (Murray dkk, 2006).

Beberapa contoh polisakarida yaitu:
a. Selulosa
Selulosa adalah polimer tak bercabang dari glukosa yang
dihubungkan melalui ikatan 1,4 beta glikosida 300-15000 unit D-glukosa membentuk rantai lurus, terikat sebagai unit selobiosa. Manusia tidak dapat mencerna selulosa, sekalipun dapat mencerna pati dan glikogen. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan stereokimia ikatan glikosida pada atom C-1 setiap unit glukosa (Tim Dosen, 2009).
System pencernaan manusia mengandung enzim yang dapat
mengkatalisis hidrolisis ikatan alfa glikosida tetapi tidak mempunyai enzim yang dapat mengkatalisis glikosida-beta. Selulosa tidak termasuk gula pereduksi, karena relatif tidak lagi memilki atom karbon hemiasetal.
Meskipun selulosa tidak dapat dicerna namun selulosa memiliki banyak kegunaan lain, yaitu untuk membuat kertas, serat sintesis dan bahan bangunan (Tim Dosen, 2009)
  
b. Amilum
Amilum atau pati adalah polisakarida yang terdapat dalam tumbuhan.
Berfungsi sebagai penyimpan energy. Amilum terbentuk dari CO2 dan H2O pada bagian klorofil pada tumbuhan dengan bantuan sinar matahari. Amilum dapat dipisahkan menjadi dua bagian berdasarkan kelarutan bila dibubur dalam air panas, yaitu amilosa (larut) dan amilopektin (tidak larut). Amilase merupakan polimer rantai lurus yang terdiri atas dari 50-500 atau lebih molekul glukosa, sedangkan amilopektin merupakan polimer bercabang yang terdiri atas lebih dari 1000 molekul glukosa (Purba,2007)

c. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpanan
glukosa dalam hewan (terutama dalam hati dan otot). Struktur glikogen mirip amilopektin memiliki sekitar 100.000 unit glukos
BAB III


METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan uji Molisch ini yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi dan pipet tetes.Bahan yang digunakan yaitu pereaksi Molisch,Glukosa ,Sukrosa ,Laktosa ,Amylosa ,Selullosa
2. Uji Benedict
Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan uji Benedict ini yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, gegep dan stopwatch. Bahan yang digunkan yaitu pereaksi Benedict , Glukosa ,Sukrosa ,Laktosa ,Amylosa ,Selullosa

3. Uji Barfoed
Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan uji Barfoed ini
yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, gegep dan stopwatch.Bahan yang digunakan dalam uji barfoed yaitu pereaksi Barfoed Glukosa ,Sukrosa ,Laktosa ,Amylosa ,Selullosa

3.3 Prosedur Percobaan
1. Uji Molisch
a. Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung
b. Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch lalu dicampur dengan baik
c. Tabung dimiringkan, lalu dialirkan dengan hati-hati H2SO4 pekat
melalui dinding tabung agar tidak bercampur
d. Diamati perubahan yang terjadi
2. Uji Benedict
a. Dimasukkan kalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes
pereaksi benedict kemudian dicampur dengan baik
b. Campuran larutan dididihkan di atas api kecil selama dua menit atau
dimasukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit
c. Didinginkan perlahan-lahan
d. Diamati warna atau endapan yang terbentuk
3. Uji Barfoed
a. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5tetes larutan uji dan 5 tetes
pereaksi barfoed, lalu dicampur dengan baik
b. Dipanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau
dimasukkan ke dalam penangas air selama 5 menit
c. Diamati warna atau endapan yang terbentuk

 4.2 PEMBAHASAN
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Dari percobaan uji molisch yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa semua larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch,
dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Pereaksi molisch
dalam percobaan ini merupakan katalisator yang mempercepat reaksi,
sehingga saat dialirkan asam pekat menhghasilkan furfural dengan a- naftaol yang kemudian membentuk cincin ungu yang membatasi antara larutan dengan asam pekat. Hal ini membuktikan adanya karbohidrat dalam larutan tersebut. Pada reaksi galaktosa dengan pereaksi Molish menghasilkan cincin ungu yang  lebih  besar karena mengalami dehidrasi furfural (monosakarida) yang paling cepat.
2. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict Reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan
yang dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji . Dekstrin, maltosa, galaktosa, fruktosa, dan glukosa menunjukkan hasil yang
positif. Endapan merah bata terbentuk karena adanyaa hasil
 3. Uji Barfoed
               Berdasarkan percobaan ini, kita dapat mengetahui perbedaan antara
        monosakarida dan disakarida dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa, galaktosa, dan           fruktosa, sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapan merah bata, sehingga dianggap         sebagai disakarida. Seperti halnya dengan prinsip kerja pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed ini           juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+. Pada dasarnya, monosakarida mereduksi lebih cepat           dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif         oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna merah bata pada percobaan ini.
       reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung                  dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa tersebut dikarenakan            adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan                merah bata dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru.
                   Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh               karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatf. Sukrosa tidak memiliki gugus        aldehid dan keton bebas karena terbentuk dari glukosa yang mengikat gugus aldehid dan fruktosa
        yang mengikat gugus keton sehingga sukar dapat ion Cu2+ menjadi ion Cu+ sedangkan amilum              terdiri atas dua macam polisakarida yang keduanya polimer dari glukosa, di mana glukosa ini          mengikat gugus aldehid sehingga sukar mereduksiion Cu2+.
          Namun pada pemanasan yang cukup lama dapat dihasilkan
        endapan merah bata pada disakarida dan polisakarida sebab memerlukan waktu untuk mengubah gugus-         gugusnya menjadi lebih sederhana terlebih dahulu. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga           berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakingelap warna                endapan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
Karbohidrat dapat dibuktikan secara kualitatif dengan terbentuknya cincin
berwarna ungu pada amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,
dan glukosa melalui uji molisch.
2. Uji Benedict
Gula reduksi pada karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata pada maltosa, galatosa, fruktosa, dan glukosa
melalui uji benedict.
3. Uji Barfoed
Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya
endapan merah bata pada monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah bata pada uji barfoed .
 5.2 Saran
1. Perlunya dilenglengkapi peralatan laboratorium terutama penangas air
demi kelancaran proses praktikum
2. Diharapkan pada asisten agar memberi penjelasan yang lebih jelas
mengenai praktikum yang akan dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Yrama
Widya: Jakarta.

Murray, Robert K.2009. Biokimia Harper.EGC: Jakarta.

Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomelekul. Graha Ilmu:
Yogyakarta

Purba, Michael. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin. Penuntun Praktikum Biokimia.
Makassar.

Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:
Makassar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Asam Amino

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Reaksi Uji Protein